Sabtu, 31 Mei 2008

Bencana Alam & Tanggung Jawab Sosial

Bencana dan Tanggung Jawab Sosial Kita
Senin, 29 Oktober 2007 8:13 WIB

Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia

Berbagai bencana mendera bangsa kita, dan mengharuskan kita untuk introspeksi. Karena semuanya toh karena ulah manusia itu sendiri.

Tanah longsor, banjir, serta musibah kapal tenggelam dan pesawat jatuh, kini melanda bangsa kita di awal tahun. Di berbagai daerah, ancaman bencana alam banjir dan longsor tetap mengintai beberapa minggu ke depan.

Tapi, kini, banyak orang berdalih dan menyalahkan cuaca dan alam. Katanya cuaca sedang buruk, dan alam sedang memasuki musim penghujan yang sangat buruk. Tapi sebetulnya perilaku kita sendiri terhadap lingkunganlah yang perlu harus kita waspadai.

Banyaknya hutan yang dibabat habis hingga melahirkan longsor dan banjir adalah sebagian ulah manusia yang rakus terhadap alam dan lingkungan. Kelalaian dan keteledoran dalam mengantisipasi dan menghadapi segenap cuaca juga berimplikasi pada sistem transportasi laut dan udara kita, sehingga muncul musibah terhadap sjeumlah kapal yang tenggelama dan kasus jatuhnya pesawat milik maskapai Adam Air di darah Sulawesi Barat.
Dalam pandangan agama kita, musibah dan bencana yang kita alami ini boleh jadi merupakan ujian dari Allah SWT. kepada kita semua untuk menguji keimanan dan kesabaran kita seperti firman Allah:

الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ {156} أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ {157)* إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَأِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. al-Baqarah: 155-157)
Akan tetapi musibah ini bisa juga merupakan hukuman (‘uqubah) yang diberikan Allah kepada kita karena mulai dari kelalaian kita hingga kerakusan dan ketamakan kita terhadap alam. Seperti yang ditegaskan dalam firman Allah:

وَمَآأَنتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي اْلأَرْضِ وَمَالَكُم مِّن دُونِ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَنَصِيرٍ
“Dan musibah apapun yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. asy-Syura: 30).

Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia
Bencana yang kita alami sekarang ini, boleh jadi merupakan adzab Allah kepada kita karena kerakusan dan ketamakan terhadap alam sekitar kita. Dosa dan kesalahan jangan sampai kita timpakan kepada anak cucu kita.

Coba kita simak firman Allah berikut: “Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (Nya). (QS. Al-An’am: 65)

Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia

Ayat ini mengingatkan kepada kita, karena sebab kekufuran kita kepada Allah, maka Allah SWT. mengancam kita dengan tiga macam azab. Petama: azab dari atas, kedua, azab dari bawah, dan ketiga, azab berupa konflik antara kita sehingga mengakibatkan perpecahan.

Azab dari atas: bisa berupa taufan ganas yang membakar hutan, atau badai yang menurunkan hujan yang membawa bencana dan mengancam kehidupan kita. Pada umat terdahulu, azab itu berupa halilintar yang menghancurkan penentang Nabi Luth a.s. atau butir-butir api yang memporak porandakan tentara gajah yang terjadi di zaman kelahiran Nabi Muhammad saw.
Azab dari bawah : bisa muncul dalam bentuk banjir, gempa dan gunung meletus. Banjir seperti yang menenggelamkan umat Nabi Nuh a.s. atau gempa bumi seperti yang menenggelamkan Qarun, atau gunung meletus.

Dan tentu saja turunnya azab itu tidak terjadi tanpa sebab, tapi ada beberapa sebab yang mesti diperhatikan seperti yang dijelaskan Ibnu Abbas a.s. dan Imam Qatadah.
Ibnu Abbas a.s. dan Qatadah menjelaskan bahwa yang dimaksud azab dari atas adalah siksaan karena kekejaman para pemimpin, kelaliman para pembesar negara, atau keserakahan orang-orang di atas kita.

Sementara azab dari bawah; kekejaman yang dilakukan oleh rakyat dari kelas bawah berupa kerusuhan, kekacauan, perampokan, penodongan, dan penjarahan. Sedangkan azab dari sesama kita; perpecahan yang menimbulkan bentrokan antara golongan, saling membunuh, saling menyerang dan saling membinasakan.
Menurut Jabir bin Abdullah, ketika Rasulullah Saw. membawa ayat: “Katakanlah, Allah berkuasa untuk mengirim kepada kamu azab dari atas”, beliau memohon perlindungan kepada Allah SWT. “A’uzu bi wajhika” (Aku berlindung kepada-Mu).
Sumber http://www.dmijatim.or.id/index.php?mn=vkhutbah&idkh=18

SEBAB KEHANCURAN UMAT

SEBAB SEBAB KEHANCURAN UMAT

Allah subhanahu wata'ala befirman, artinya,

"Dan kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Huud:101)

Berikut ini di antara sebab-sebab mengapa sebuah negeri atau umat di hancurkan. Jika di suatu tempat telah tampak sebab-sebab ini maka artinya mereka sedang menunggu kebinasaan dan kehancuran dari Allah Sbhanahu wata'ala

1. Kezhaliman
Kezhaliman merupakan sebab paling dominan mengapa Allah subhanahu wata'ala menghancurkan sebuah negeri. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras." (QS Huud:102)

Amat banyak kezhaliman yang terjadi di suatu negeri atau kampung, kezhaliman kepada Allah subhanahu wata'ala, kezhaliman terhadap sesama manusia antara satu dengan yang lainnya. Berapa banyak kezhaliman yang terjadi di suatu negara, baik terhadap orang-orang kecil, para pegawai,
buruh dan warga negara yang mereka semua tidak mampu untuk mendapatkan sebagian hak-haknya, apa lagi keseluruhan haknya. Dan di antara kezaliman yang sangat besar adalah kezhaliman terhadap orang-orang mukmin, muwahidin, kepada para da'i yang menyeru ke jalan Allah, kepada para wali Allah. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,

"Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka." (QS. al-Kahfi: 59)

2. Kemegahan Hidup Dan Nikmat Yang Melimpah

Di masa ini kita melihat banyak orang berpakaian mewah, tinggal di istana-istana dan gedung megah, naik kendaraan mewah, dengan perabotan rumah yang serba lux yang hampir-hampir tidak bisa dinalar. Padahal berapa banyak kemewahan yang menyeret manusia ke dalam dosa, maksiat dan kefasikan. Sampai-sampai orang menjadi lupa kepada agama Allah subhanahu wata'ala dan perintah-Nya, hanya lantaran tinggal di rumah mewah, naik kendaraan mewah. Tidak senang dan tidak mau menerima
nasihat jika ada orang lain yang beramar ma'ruf nahi munkar.

Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap nya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. " (QS. Al Israa': 17)

3. Kufur Nikmat

Sebagian orang ada yang jika diberikan nikmat oleh Allah subhanahu wata'ala maka dia tidak mau bersyukur, Allah subhanahu wata'ala memberi nikmat namun dia melupakan hak-hak Allah subhanahu wata'ala yang ada dalam nikmat tersebut. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS. An-Nahl:112)

Kelaparan dan ketakutan adalah dua hal yang selalu berdampingan, manusia jika kufur nikmat lalu Allah subhanahu wata'ala menimpakan kepada mereka kelaparan dan mereka tidak mau kembali kepada Allah subhanahu wata'ala maka Dia akan menimpakan ketakutan. Demikian juga jika mereka sudah ditimpa ketakutan, hilangnya rasa aman dan ketenangan namun tetap tidak mau kembali kepada Allah subhanahu wata'ala maka Dia timpakan kepada mereka kelaparan.

4. Banyak Orang Munafik

Salah satu sebab hancurnya umat adalah karena banyaknya orang munafik yang memegang urusan kaum muslimin. Orang munafik adalah orang yang menampak kan Islam namun memendam kekufuran, memerangi wali-wali Allah, para da'i di jalan Allah, para ulama dan orang-orang yang istiqamah menjalankan agama. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,

"Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab, "Sesungguh nya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". (QS. Al-Baqarah:11)

Mereka mengaku sedang melakukan perbaikan, sebagian dari mereka berkata sebagaimana yang dikatakan Fir'aun kepada pengikutnya, dalam firman Allah, artinya, "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Rabbnya, karena sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar
agama-agamamu atau menimbul kan kerusakan di muka bumi". (QS Ghafir:26)

5. Berwala' (Setia) Kepada Kaum Kufar

Memberikan wala' (loyalitas) kepada orang kafir dan tidak bersikap setia kepada orang mukmin masih banyak terjadi di masyarakat. Mereka setia kepada musuh-musuh Allah dan bangga dapat membantu serta menolong mereka. Allah subhanahu wata'ala berfirman,

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. Al-Anfal: 173)

Maksudnya jika orang mukmin tidak berwala' dengan orang mukmin, tidak berwala dengan penyeru penyeru kebaikan, tidak berwala' dengan ahli ilmu dan ahli takwa, maka itu akan menyebabkan fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.

6. Meninggalkan Amar Ma'ruf Dan Nahi Munkar

Sesungguhnya di antara sebab hancur nya umat adalah karena meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar. Allah subhanahu wata'ala telah berfirman, artinya,

"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. " (al-Anfal 25)

Hal ini sebagaimana digambarkan dalam hadits tentang safinah (perahu), yakni jika ada seseorang yang ingin mengambil air dengan cara melobangi perahu, lalu penumpang yang lain tidak mencegahnya, maka seluruh penumpang perahu akan tenggelam semua, bukan hanya orang yang melobangi perahu. Memang terkadang banyak alasan untuk meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar. Misalnya, "nanti saya tidak punya penghasilan, saya khawatir keluarga dan rumah, saya malu untuk berbicara, ini urusan ulul amri (penguasa), ini dan itu."

7. Menyebarnya Riba

Jika riba sudah merajalela di suatu negeri maka ketahuilah –wahai sekalian hamba Allah- itu hanya tinggal menunggu peperangan dari Allah subhanahu wata'ala. Adzab dari Allah subhanahu wata'ala mungkin berupa krisis, kelaparan , hutang, dikuasai musuh, bencana dan lain-lain. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi mu." (QS. al-Baqarah:278- 279)

8. Penghacuran Masjid

Di antara sebab hancurnya sebuah negeri adalah jika masjid-masjid dirobohkan. Merobohkan masjid sebagaimana dikatakan Imam asy-Syaukani ada dua macam:

1. Takhribul hissi , yakni merobohkan masjid secara fisik.
2. Takhribul ma'nawi, yakni menelantarkan dari tujuan dibangunnya masjid, tidak ada kajian, ta'lim, muhadharah, digembok setiap saat, orang dilarang masuk dan lain-lain. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,

"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid- Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah)." (QS. al-Baqarah: 114)

9. Meninggalkan Jihad

Bagaimana tidak, sebab meninggalkan jihad fi sabilillah artinya membiarkan kerusakan di muka bumi tanpa mau mencegahnya, tidak mau menolong agama Allah subhanahu wata'ala dan al-Haq. Maka jelas sekali jika tidak ada jihad, kerusakan dan keburukan akan terus bercokol. Lihatlah bagaimana akibat meninggalkan jihad, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Jika kalian asyik berjual beli dengan 'inah (satu jenis riba), mengikuti ekor-ekor sapi (bertani dan beternak) lalu meninggalkan jihad fi sabilillah maka Allah akan menguasakan kepadamu kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Abu Dawud)

10. Menyebarnya Kekejian

Bentuk-bentuk perbuatan keji amatlah banyak, di antara yang disebutkan dalam hadits adalah khabats (perzinaan), dan ini yang sangat mengkhawatirkan, juga minuman keras, alat-alat musik dan kemungkaran- kemungkaran lainnya. Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah meyebutkan beberapa kemungkaran beserta akibatnya, di antaranya adalah:
1. Tidaklah tersebar perzianaan kecuali Allah akan menurunkan tha'un dan penyakit aneh yang tidak pernah ada di masa lalu.
2. Tidaklah manusia mengurangi timbangan dan takaran (termasuk riba, menipu dalam jual beli dll) kecuali Allah akan menimpakan paceklik (kelaparan) kekurangan makanan pokok dan penguasa yang buruk (zhalim).
3. Tidaklan manusia menahan zakatnya kecuali Allah akan menahan turunnya air hujan dari langit, kalau bukan karena binatang ternak maka Allah tidak akan menurunkannya.
4. Tidaklah mereka merusak janji dengan Allah dan Rasul kecuali Allah akan menguasakan mereka kepada musuh. (Kholif Abu Ahmad)

Sumber: Naskah Khutbah Jum'at "Asbab Hilak al-Umam", Syaikh Nabil al-'Awadhi.

Senin, 19 Mei 2008

Apakah Allah Memiliki Wajah ?

Apakah Allah Memiliki Wajah ?

Posted using ShareThis

Sifat Istiwa’ Allah di Atas ‘Arsy

Sifat Istiwa’ Allah di Atas ‘Arsy

Posted using ShareThis

Janganlah Berburuk Sangka Kepada Allah

Janganlah Berburuk Sangka Kepada Allah

Posted using ShareThis

Virus yang Mewabah di Tengah Ummat

Virus yang Mewabah di Tengah Ummat

Posted using ShareThis

Jangan Marah…

Jangan Marah…

Posted using ShareThis

Jangan Terlena Dengan Kenikmatan Semu Itu

Jangan Terlena Dengan Kenikmatan Semu Itu

Posted using ShareThis

Fitroh-Fitroh Manusia Dalam Kesucian Jasmani

Fitroh-Fitroh Manusia Dalam Kesucian Jasmani

Posted using ShareThis