Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL KITA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL KITA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Februari 2008

PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Sejak akhir abad 18 suhu rata-rata global bumi telah meningkat sekitar 0,4 – 0,8°C. Para ilmuwan memperhitungkan bahwa suhu rata-rata bumi akan meningkat menjadi 1,4 – 5,8°C pada tahun 2100. Nilai peningkatannya menjadi lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai peningkatan yang pernah terjadi sebelumnya.
Para ahli mengkawatirkan bahwa kehidupan manusia dan ekosistem alam tidak akan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang sangat cepat. Suatu ekosistem adalah terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik di wilayah tertentu. Pemanasan global dapat menyebabkan banyak kerusakan.
Penyebab pemanasan global
Para ilmuwan mulai menyelidiki pemanasan global yang terjadi sejak akhir abad 18. Sebagian besar ahli berkesimpulan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi penyebab utama meningkatnya pemanasan global yang seringkali dikenal dengan efek rumahkaca. Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui suatu proses yang kompleks yang berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel-partikel yang ada di atmosfer. Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas rumah kaca.
Kegiatan manusia yang menimbulkan pemanasan global adalah pembakaran minyak bumi, batu bara, dan gas alam dan pembukaan lahan. Sebagian besar pembakaran berasal dari asap mobil, pabrik, dan pembangkit tenaga listrik. Pembakaran minyak fosil ini menghasilkan carbon dioxide (CO2), yakni gas rumah kaca yang menghambat radiasi panas ke angkasa ruang. Pohon-pohon dan berbagai tanaman menyerap CO2 cari udara selama proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Pembukaan lahan dengan menebangi pohon-pohon ikut meningkatkan jumlah CO2 karena menurunkan penyerapan CO2, dan dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan jumlah CO2.
Pengaruh pemanasan global
Pemanasan global yang terus menerus dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan. Tanaman dan binatang yang hidup di dalam laut menjadi terganggu. Binatang dan tumbuhan di daratan terdorong untuk berpindah ke habitat yang baru. Pola cuaca menjadi berubah menyebabkan tibulnya banjir besar, kekeringan, angin kencang, dan badai yang besar. Mencairnya es di kutub mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan air laut. Penyakit-penyakit menyerang manusia secara meluas dan terjadi penurunan hasil panen di beberapa wilayah.
Gangguan kehidupan laut.
Dengan adanya pemanasan global suhu permukaan air laut menjadi lebih hangat, sehingga meningkatkan tekanan bagi ekosistem laut seperti batu karang yang menjadi putih. Pada proses ini karang-karang melepaskas ganggang yang memberikan warna dan makanan pada karang, sehingga karang menjadi putih dan mati. Peningkatan suhu air juga membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang sangat mempengaruhi kehidupan mahkluk-mahkluk di dalam laut.
Perubahan habitat
Pergeseran secara luas terjadi pada habitat-habitat tanaman dan binatang. Beberapa spesies sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya sekarang. Beberapa tanaman bunga tidak dapat berbunga tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin. Dan kegiatan manusia telah mempersulit tumbuhan dan binatang untuk mencapai habitat barunya bahkan tidak memungkinkan bagi tumbuhan dan binatang untuk mencari habitat baru.
Gangguan Cuaca
Kondisi cuaca yang ekstrim bisa sering terjadi sehingga lebih menambah daya rusak. Perubahan pola hujan dapat meningkatkan banjir dan kekeringan di beberapa daerah. Angin ribut dan badai tropis bisa muncul dengan kekuatan yang lebih besar.
Meningkatnya permukaan air laut
Peningkatan suhu global selama berabad-abad telah mencairkan sejumlah besar es yang melapisi sebagian besar antartika. Akibatnya tinggi permukaan air laut menjadi naik di seluruh dunia. Banyak wilayah pantai yang kebanjiran, erosi, hilangnya daratan dan masuknya air laut ke wilayah air tawar. Peningkatan permukaan air laut yang tinggi dapat menenggelamkan kota-kota pantai, negara kepulauan kecil, dan wilayah-wilayah yang tidak dihuni lainnya.
Mengancam kesehatan manusia.
Penyakit-penyakit tropis seperti malaria dan demam dapat menyebar kewilayah yang lebih luas. Penderita kanker kulit juga meningkat. Gelombang panas yang terus menerus dapat menyebabkan penyakit dan kematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan kelaparan dan kekurang gizi.
Perubahan hasil panen.
Kanada dan sebagian rusia bisa jadi lebih diuntungkan dengan meningkatnya hasil panen, tetapi peningkatan yang terjadi tidak sebanding dengan kerugian yang disebabkan oleh kekeringan dan kenaikan suhu terutama apabila melebihi beberapa derajad celsius. Panen di wilayah tropis menurun drastis karena suhu sedemikian tingginya sehingga tidak dapat ditolerir oleh tanaman.
Membatasi pemanasan global
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah:
1.membatasi emisi CO2 dan
2.menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.
Membatasi emisi CO2
Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.
Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu untuk lebih menekan biaya.
Penggunaan minyak bumi secara efisien
Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.
Menyembunyikan karbon dapt dilakukan dengan dua cara:
Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah
Penyimpanan di dalam tumbuhan hidup.
Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan memompakan CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida.
Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut.
Penyimpanan di dalam tanaman hidup
Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas kembali ke atmosfer.
www.langsing.net/gunung/artikel/lingkungan/pemanasan-global.html

Ozon dan Polusi Udara Indonesia

Kualitas udara di Bumi adalah dasar untuk kesehatan publik dan ekosistem. Atmosfer tidak mempunyai batas secara politik, polusi udara bergerak melewati jarak yang jauh, melintasi samudera dan benua. Kualitas udara di beberapa negara tertentu di dunia sudah menjadi isu kesehatan bahkan beberapa kejadian karena polusi udara meningkatkan angka kematian.
Iklim di bumi dipengaruhi oleh perubahan komposisi atmosfer. Tidak dapat disangkal lagi bahwa aktivitas manusia mulai mempengaruhi iklim. Peningkatan global suhu permukaan sejak tahun 1950-an ada kaitannya dengan peningkatan gas rumah kaca. Perubahan konsentrasi karbon dioksida, metan, nitrous oksida, ozon, uap air, aerosol juga perubahan liputan awan semua mempunyai andil terhadap perubahan iklim.
Lapisan ozon sebagai pelindung semua kehidupan. Kondisi ozon stratosfer secara global menurun 3% dalam kurun waktu 1980 ~ 2000. Di atas Antartika menipis 50 % pada musim dingin dan musim panas. Menipisnya lapisan ozon mengakibatkan ultra violet yang mencapai bumi meningkat. Meningkatnya radiasi ultra violet ini diketahui sangat berbahaya untuk mahluk hidup. Montreal protokol dan amandemennya yang membatasi penggunaan bahan kimia perusak ozon, memperlihatkan bahwa penipisan ozon tampak menjadi lebih lambat. Perubahan iklim juga akan mempunyai pengaruh seberapa cepat penipisan ozon akan pulih.
Lapisan Ozon Menipis Picu Bencana Global terhadap Lingkungan dan Kehidupan
LAPISAN ozon merupakan lapisan tipis gas O3 yang secara alami menyelimuti permukaan bumi dan menjadi pelindung manusia dari efek negatif sinar matahari. Matahari memancarkan sinarnya ke permukaan bumi pada berbagai panjang gelombang. Seperti diketahui bahwa sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang di bawah 400 nm, sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-700 nm, sedangkan sinar inframerah pada panjang gelombang di atas 700 nm.
Berdasarkan hasil riset, ada tiga jenis sinar ultraviolet yakni UV-A, UV-B, dan UV-C. UV-A berada pada panjang gelombang yang sangat dekat dengan sinar tampak (sekira 320-400 nm) dan dapat menembus lapisan-lapisan selimut bumi ini dengan mudah. UV-B (270-320 nm) tidak bisa semudah itu melewati ozon. Sebagian sinar UV-B dihalangi oleh ozon sehingga tidak bisa masuk untuk merusak makhluk hidup termasuk manusia. Jika ozon rusak, sengatan sinar ultraviolet-B yang berlebihan karena rusaknya lapisan ozon inilah yang menyebabkan kanker kulit dan katarak. UV-C yang berada pada panjang gelombang 150-300 nm dapat diserap hampir seluruhnya sehingga tidak menjadi masalah bagi kehidupan bumi.
Ozon pertama kali ditemukan oleh C. F. Schonbein pada kira-kira pertengahan abad ke-19. Penamaan ozon diambil dari bahasa Yunani yakni “ozein” yang berarti bau atau smell. Ozon dikenal sebagai gas yang tidak memiliki warna. Pemanfaatan ozon telah dilakukan lebih dari satu abad yang lalu. Ozon dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari membersihkan air minum, sterilisasi bahan makanan mentah, hingga menguraikan berbagai macam senyawa organik beracun yang terkandung dalam air limbah, seperti benzena, atrazin, dioksin, dan berbagai zat pewarna organik. Dalam bidang kedokteran ozon mulai banyak dipergunakan setelah ditemukannya alat penghasil ozon untuk sterilisasi kedokteran oleh J. Hansler pada pertengahan abad ke-20.
Lubang ozon meluas
Indikasi kerusakan lapisan ozon pertama kali ditemukan sekira tiga setengah dekade yang lalu oleh tim peneliti Inggris, British Antarctic Survey (BAS), di Benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di lapisan stratosfer menjadi begitu parah. Lapisan ozon melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi ultraviolet Matahari. Namun, semakin membesarnya lubang ozon di kawasan kutub Bumi akhir-akhir ini sungguh mengkhawatirkan. Bila hal tersebut tidak diantisipasi, bisa menimbulkan bencana lingkungan yang luar biasa.
Masyarakat dunia perlu diingatkan secara terus-menerus akan pentingnya mengurangi atau menghindari pemakaian zat-zat yang dapat memusnahkan lapisan ozon. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif memulihkan kerusakan lapisan ozon dengan tidak memakai peralatan yang menggunakan zat-zat penghancur lapisan ozon, misalnya freon. Juga perlu adanya undang-undang khusus mengenai pelarangan berbagai produk seperti lemari es dan penyejuk ruangan (AC) yang masih menggunakan chlorofluorocarbons (CFCs). Selain itu juga, metil bromida dan bahan bakar hidrogen ternyata berpotensi merusak lapisan ozon.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science menyungkapkan bahwa bila hidrogen digunakan secara meluas untuk produksi energi, maka kebocoran dari produksi dan transportasinya dapat meningkatkan jumlah gas hidrogen di atmosfer, yang lebih lanjut dapat memperlebar lubang ozon. Dalam pemodelan yang dilakukan oleh tim peneliti tersebut, menyatakan bahwa gas hidrogen akan terakumulasi di lapisan atas atmosfer, yang merupakan akibat langsung dari massanya yang rendah.
Melalui serangkaian proses reaksi kimia yang terjadi pada akhirnya, reaksi kimia yang merusak lapisan ozon akan meningkat. Data-data yang diambil dari Scanning Imaging Absorption Spectrometer for Atmosferic Chartography (Sciamachy) dari satelit Envisat yang diluncurkan sejak 2002 dan dioperasikan oleh European Space Agency (ESA). Hasil pengolahan data yang diperoleh dari satelit Envisat milik Eropa menunjukkan bahwa lubang ozon di belahan bumi Selatan tahun ini mungkin salah satu yang terbesar. Lubang ozon di atas Antartika akan seluas daratan Eropa atau sekira 10 juta kilometer persegi.
Luas lubang ozon atau ozone hole di atas planet bumi semakin besar dan berpengaruh buruk bagi kesehatan. Meluasnya kawasan lubang ozon ditandai dengan semakin meningkatnya radiasi ultraviolet di kawasan yang tidak lagi mendapat perlindungan lapisan ozon. Akibatnya, tentu saja akan memicu begitu banyak penyakit yang mungkin akan menyerang manusia. Salah satu contoh nyatanya adalah pancaran sinar ultraviolet dalam intensitas tinggi dapat menyebabkan penyakit kanker pada kulit dan katarak. Yang paling membahayakan adalah kerusakan lingkungan parah di permukaan bumi.
Akibat lain dari penipisan lapisan ozon secara global bahkan jauh mengerikan dari bencana-bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Bencana lubang ozon tidak menghancurkan infrastruktur, tetapi dapat memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Bila penipisan lapisan ozon tetap berlanjut dengan laju seperti saat ini, suatu bentuk bencana global yang menghancurkan kehidupan di Bumi hanyalah tinggal menunggu waktu.
Jika bahan-bahan yang merusak ozon dilarang penggunaannya, berdasarkan perhitungan lubang pada lapisan ozon di atas kutub utara, tampaknya belum akan menutup kembali sampai pertengahan abad ke-21 ini. Hal ini dikemukakan oleh tim dari Max-Planck Institute yang dipublikasikan beberapa waktu lalu. Dengan pemodelan matematika, diketahui bahwa sekira 35 persen kerusakan yang terjadi pada lapisan ozon itu disebabkan oleh proses kimia yang kompleks.
Lubang ozon membesar pada musim dingin bersama dengan terbentuknya awan stratosfer kutub dan mengecil pada musim panas bersama dengan hilangnya awan. Namun, efek rumah kaca akibat polusi membuat udara permukaan Bumi menjadi lebih panas, sementara di atmosfer tetap dingin. Akibatnya, awan stratosfer bertahan lama dan lubang ozon pun membesar.
Tahun 1992, Pemerintah Indonesia meratifikasi Konvensi Wina yang merupakan kesepakatan masyarakat internasional untuk melindungi lapisan ozon, dan Protokol Montreal mengenai Penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO). Protokol Montreal yang ditandatangani tahun 1987 mengimbau negara-negara peserta untuk mengurangi secara bertahap penggunaan BPO, di antaranya chlorofluorocarbons (CFCs), hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), halons, methyl bromide, carbon tetrachloride, dan methyl chloroform.
BPO tersebut biasanya digunakan untuk bahan pendingin, busa pengembang, pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, serta kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut, atau parfum. Hindarilah penggunaan bahan-bahan kimia yang berdampak pada kerusakan lapisan ozon. Sebab penggunaannya secara berlebihan akan menghancurkan kehidupan dan lingkungan secara permanen.***
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/19/cakrawala/lainnya02.htm