Tampilkan postingan dengan label ekologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekologi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 September 2020

LEMBAR BELAJAR SISWA 5 dan 6: EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA

 

LEMBAR BELAJAR SISWA 5

KOMPONEN EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA

 A. Ekosistem

 Ekosistem adalah suatu sistem timbal balik yang tidak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungan. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan hidupnya. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.

Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

Ruang Lingkup Ekosistem :

1.       Individu: Satu unit makhluk hidup yang dapat menjadi bagian dari suatu populasi

2.       Populasi: Kumpulan makhluk hidup sejenis yang ada di ekosistem

3.       Komunitas: Kumpulan dari berbagai spesies makhluk hidup yang menghuni suatu ekosistem

4.       Ekosistem: Sistem interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya pada batas wilayah tertentu.

5.       Bioma: Skala besar dari suatu ekosistem yang memiliki kesamaan iklim dan kemiripan flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Terdapat banyak ekosistem yang menyusun sutau bioma.

6.       Biosfer: Keseluruhan ekosistem yang bekerja di planet bumi dimana setiap elemen saling mempengaruhi


B. KOMPONEN EKOSISTEM

 Komponen-komponen yang menjadi penyebab terbentuknya ekosistem, yakni komponen abiotik dan biotik. 

1. Komponen Abiotik.

 Komponen abiotik ini merupakan komponen berupa makhluk mati. Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau  lingkungan tempat hidup. Komponen abiotik terdisi dari:

1.      Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.

2.      Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.

3.      Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.

4.      Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.

5.      Tanah dan bebatuan. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.

6.      Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim globalregional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

 2. Komponen Biotik.

 Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1.       Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah algalumut dan tumbuhan hijau

2.       Konsumen adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang bersifat heterotrof maupun yang autotrof. Konsumer biasanya merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak adalah manusia.

3.       Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur

Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang biak pada lingkungan yang cocok,yang disebut habitat.Didalam ekosistem,setiap organisme mempunya fungsi dan tugas tertentu. Hal ini dikenal dengan nisia.Oleh karena itu, komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan nisia tadi.Secara garis besar ada empat nisia.


Produsen

Produsen yaitu organisme yang dapat menyusun senyawa organik (mengandung bahan kehidupan) dari bahan anorganik (tidak mengandung bahan kehidupan) menjadi makananya sendiri. Di dalam membentuk makananya sendiri, organisme ini dibantu oleh cahaya matahari dan sering disebut organisme autotrof. Yang termasuk kelompok ini meliputi tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri dan Ganggang biru-hijau.

 

Konsumen

Konsumen meliputi organisme yang tidak mampu membuat zat makanan sendiri, dan untuk memenuhi kebutuhan makanannya bergantung pada organisme lain. Organisme ini disebut juga organisme heterotrof. Komponen yang tergolong heterotrof adalah: manusiahewanjamur, dan mikrob. Organisme konsumen dibedakan berdasarkan atas jenis makanannya menjadi golongan herbivor (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan daging), dan omnivora (pemakan segala).

Berdasarkan tingkatannya, konsumen dibagi menjadi:

Konsumen primer, yaitu pemakan langsung produsen. Contohnya adalah semua bangsa herbivora serta omnivora seperti: sapikambingulattikus, dll.

Konsumen sekunder, yaitu pemakan konsumen primer. Contohnya ialah sebagian karnivora dan omnivora seperti: ayamkatakulartrenggilingharimaucheetah, dll.

Konsumen tersier, yaitu pemakan konsumen sekunder. Contohnya ialah sebagian karnivora dan omnivora seperti: hiuguritaelang, dll.

 

Detrivora

 

Detrivora adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik (detritus). Detritus merupakan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan yang melapuk. Yang termasuk golongan ini adalah cacing tanahsiputlipankeluwing, dan teripang.

 

Dekomposer

Dekomposer disebut pengurai . Adanya perombak ini memungkinkan zat-zat organik terurai dan mengalami daur ulang kembali menjadi hara. Yang termasuk kelompok perombak adalah bakteri dan jamur.

 

Tipe-Tipe Ekosistem

 

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.

 

1. Akuatik (air).

 

Ekosistem perairan yang lingkungannya didominasi oleh peraiaran. Ekosistem ini bisa dipengaruhi oleh cahaya matahari yang masuk. Ekosistem ini bisa dibedakan menjadi dua, yakni air tawar dan air laut. Air tawar memiliki kadar garam yang sedikit dan dibedakan berdasarkan keadaan air. Air laut memiliki kadar yang tinggi. Ini memiliki pergerakaan air yang bisa dipengaruhi oleh arah angin.

a)      Ekosistem air tawar.

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

b)     Ekosistem sungai.

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.

c)      Ekosistem air laut.

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.

d)     Ekosistem estuari.

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

e)      Ekosistem pantai.

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angina. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

f)       Ekosistem terumbu karang.

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

g)      Ekosistem laut dalam.

Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

h)     Ekosistem lamun.

Lamun atau seagrass adalah satusatunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuhtumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkaitangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuhtumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zatzat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

 2. Terestrial (darat)

Ekosistem darat ini adalah ekosistem yang ditentukan oleh suhu dan curah hujan. Ini banyak memiliki sifat, iklim dan tempat berkumpulnya berbagai macam makhluk hidup. Ekosistem darat itu meliputi gurun, padang rumput atau hutan hujan tropis.

 a)      Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.

b)     Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.

Penentuan zona dalam ekosistem nergyism ditentukan oleh nergyism dan curah hujan. Ekosistem nergyism dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem nergyism berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.

c)      Hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis terdapat di daerah nergy dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200–225 cm per tahun. Spesies pepohonan nergyi banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20–40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

d)     Sabana.

Sabana dari daerah nergy terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.

e)      Padang rumput.

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah nergy ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25–30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

f)       Gurun.

Gurun terdapat di daerah nergy yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nergyis lain.

g)      Hutan gugur.

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luak).

h)     Taiga.

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah nergy, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti nergy, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

i)        Tundra.

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

j)       Karst (batu gamping / gua).

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang nergy sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, nergyis terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

k)     Buatan

Ekosistem ini merupakan buatan atau diciptkan manusia. Biasanya ini untuk memenuhui kebutuhan dan memiliki keanakeragaman. Contoh ekosistem ini, seperti hutan tanaman, waduk, atau sawah irigasi. Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi nergy dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:

a.       bendungan

b.      hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus

c.       agroekosistem berupa sawah tadah hujan

d.      sawah irigasi

e.       perkebunan sawit

f.       ekosistem pemukiman seperti kota dan desa

g.      ekosistem ruang angkasa.

h.      Ekosistem kota memiliki nergyism tinggi sehingga butuh nergy yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.

 

3. Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.


Tugas LBS 5.1

 

Silahkan searching di internet, untuk mencari pembahasan pertanyaan berikut ini! Jawaban ditulis di buku catatan/buku tugas masing-masing.

1.      Dalam ekosistem, apakah yang menjadi sumber enegi yang paling awal?

2.      Secara fungsional (peran), apa saja yang dibutuhkan oleh ekosistem yang seimbang?

3.      Apa yang terjadi jika alam semesta ini tidak ada dekomposer?

 

Sumber informasi :

1.       https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem

2.       https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/190000869/ekosistem-arti-komponen-dan-jenisnya?page=all.

3.       https://www.studiobelajar.com/ekosistem/

4.       https://id.wikipedia.org/wiki/Komponen_biotik

 

LEMBAR BELAJAR SISWA 6


C. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

 

Interaksi Antar Spesies dan Jaring-jaring Makanan

 

Di dalam suatu ekosistem, tedapat interaksi atau hubungan antar spesies, maupun komunitas dengan sifat yaitu:

a)    Mutualisme: Interaksi dimana antar spesies saling diuntungkan dari hubungan mereka.

b)   Parasistisme: Adanya satu pihak yang dirugikan karena dijadikan sebagai inang tempat hidup parasit dan diambil sumber dayanya. Parasit memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil dibanding inangnya.

c)    Komensalisme: Interaksi antar spesies dimana satu pihak diuntungkan tetapi pihak lainnya tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.

d)   Predasi: Keadaan dimana spesies yang lebih besar dan lebih kuat memangsa spesies lain yang lebih kecil atau lebih lemah.

Selain itu, dalam suatu ekosistem terdapat suatu jaring-jaring makanan dimana kaitan antar spesies bukan hanya terjadi hubungan timbal balik antar spesies tetapi sudah menjadi suatu sistem yang dimana saling terkait satu dengan yang lainnya. Jaring-jaring makanan ini tersusun atas gabungan rantai makanan. Rantai makanan tersebut adalah suatu proses satu arah dimana terjadinya peristiwa dimakannya spesies oleh spesies lain dalam rangka untuk berlangsung hidup. Apabila salah satu spesies di dalam jaring-jaring makanan tidak ada, maka akan menimbulkan ketidakseimbangan populasi spesies lainnya atau bahkan menyebabkan kepunahan.

Jaring-jaring makanan sebenarnya adalah suatu peristiwa makan-mekanan antar spesies dalam rangka mendapatkan energi untuk bertahan hidup. Adapun peran yang dapat dimiliki oleh suatu spesies di ekosistem adalah sebagai berikut:

1.    Produsen: Spesies yang mampu menangkap energi dari matahari dengan melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanannya sendiri. Pada suatu jaring makanan, peran sebagai produsen dimiliki oleh rumput, pohon, atau fitoplankton pada ekosistem perairan.

2.    Konsumen I : Konsumen tingkat I adalah hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan untuk mendapatkan energinya, yaitu adalah hewan herbivora.

3.    Konsumen II : Konsumen tingkat II merupakan hewan karnivora yang memakan konsumen I pada jaring-jaring makanan.

4.    Dekomposer: Tugasnya adalah mengurai sisa-sisa tubuh makhluk hidup yang telah mati untuk diubah menjadi senyawa organik yang lebih sederhana. Hasil akhir dari dekomposisi ini dapat menjadi sumber unsur hara dan nutrisi untuk pertumbuhan spesies yang bertindak sebagai produsen di jaring-jaring makanan. Jenis-jenis dekomposer adalah cacing pengurai dan berbagai jenis mikroorganisme yang mampu mencerna sisa-sisa tubuh dari semua makhluk hidup yang telah mati.

 

Interaksi Antar Komponen Biotik

 

Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:

1.    Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.

2.    Jaring-jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

 

Interaksi Antar Komponen Biotik Dan Abiotik

 

Nutrisi yang tersedia di ekosistem merupakan proses yang secara alami terjadi membentuk suatu siklus yang melibatkan komponen biologi dan lingkungan pada suatu tempat tertentu dan disebut siklus biogeokimia. Adanya siklus tersebut merupakan upaya untuk memperbaharui kembali keberadaan unsur-unsur penting dalam proses pembuatan makanan oleh trofik produsen dalam suatu ekosistem.

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi. Beberapa macam siklus materi mendasar  yang terjadi di alam semesta ini adalah:

1.      siklus karbon

2.      siklus air

3.      siklus nitrogen

4.      siklus sulfur

Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, yang cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.

 

Siklus Materi

Semua yang ada di bumi baik makluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Semua materi mengalami perubahan. Perubahan bersifat permanen, sementara, berlangsung lama maupun cepat, secara alami maupun  buatan. Secara alami, perubahan materi berlangsung secara teratur dan dalam waktu tertentu (bisa cepat, bisa lambat). Perubahan materi secara alami disebut siklus materi atau daur materi.

Materi ini secara kimia, tersusun oleh antara lain: karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), Belerang atau sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme.

Proses makan atau dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai yang lain. Walaupun makhluk dalam satu rantai makanan mati, aliran materi masih tetap berlangsung terus. Karena mahluk hidup yang mati tadi diuraikan oleh dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke jalur rantai makanan. Begitu selanjutnya, berlangsung terus-menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur materi.

Biogeokimia merupakan pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tidak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkatan trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik di daur ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air.

Daur ulang materi tersebut melibatkan mahluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia. Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang melibatkan semua unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi tetap terjaga.


Macam-Macam Siklus/Daur Materi 

a. Daur Nitrogen. Unsur nitrogen (N) merupakan salah satu  unsur yang mutlak diperlukan makhluk  hidup. Nitrogen merupakan salah satu penyusun asam amino dan protein. Selain itu udara kita mengandung sekitar 78-79% nitrogen. Di alam bebas jarang ditemukan nitrogen dalam bentuk senyawa karena nitrogen termasuk unsur yang relatif sukar bereaksi.

Jarang organisme yang dapat mengambil nitrogen (fiksasi) langsung dari udara, kecuali beberapa jenis bakteri dan ganggang hijau-biru yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat inggi tertentu. Di dalam  tanah yang subur juga mengandung nitrogen. Senyawa nitrogen yang tersedia untuk tumbuhan adalah ion-ion garam nitrat. Bila zat ini terus menerus diserap oleh tumbuhan, maka kadarnya di dalam tanah akan menurun (tanah menjadi tandus). Untuk menghindari ini, dalam budidaya tanaman diperlukan langkah pemupukan,  baik menggunakan pupuk alami atau pupuk kimia buatan (Urea, NKP, ZA).

Setelah senyawa nitrogen diserap tumbuhan, senyawa tersebut  akan disintesis menjadi asam amino, dan selanjutnya diubah menjadi  protein nabati. Bila tumbuhan dimakan oleh hewan atau manusia, senyawa nitrogen  akan masuk ke dalam tubuh  hewan atau manusia dan akan diubah mnejadi protein hewani. Bila tumbuhan, hewan dan organisme lain mati, tubuhnya akan mengalami pembusukan. Senyawa N akan terurai, sebagian akan kembali ke udara dalam bentuk N2 dan sebagian akan menjagi gas NH3. Dengan bantuan bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrobacter, amonia akan diubah menjadi senyawa nitrat melalui proses nitrifikasi.

Proses pembongkaran protein hingga terbentuknya nitrat merupakan peristiwa oksidasi, sehingga dibutuhkan oksigen bebas. Di dalam tanah yang kaya senyawa nitrat tetapi lingkungannya kurang oksigen akan hidup dan berkembang bakteri anaerob. Bakteri ini akan mengubah senyawa nitrat menjadi nitrit, dan selanjutnya mengubah menjadi amonia atau NH3. Peristiwa ini disebut denitrifikasi.

b. Daur Karbon dan Oksigen. Karbon dan oksigen merupakan unsur  penyusun semua senyawa organik. Sumber karbon di udara bebas adalah karbondioksida (CO2), Di samping itu ada sumber karbon yang berasal dari batubara, minyak bumi, batu kapur, dan gas alam. Sedangkan sumber oksigen adalah sebagai gas yang bebas di udara dan di air laut. Oksigen merupakan hasil samping proses fotosintesis. Oleh organisme, oksigen diperlukan untuk pernapasan atau respirasi. Dari proses pernapasan ini dikeluarkan gas karbondioksida. Aliran karbon dan oksigen ke dalam ekosistem paling awal dimulai  proses fotosintesis oleh produsen. 

Awalnya karbon dioksida diserap oleh tumbuhan melalui fotosintetis dijadikan glukosa. Lalu disusun menjadi amilum, kemudian diubah menjadi senyawa gula yang lain, lemak, protein, dan vitamin. Pada proses pernapasan tumbuhan, dihasilkan lagi karbondioksida dan oksigen.

Daur oksigen juga sama. Hewan makan tumbuhan dapat karbon lalu setelah berjalannya waktu tubuh hewan dan tumbuhan mati dan diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan mineral. Karbon tadi dilepaskan ke udara dan seterusnya. Dari kedua unsur tadi yang paling panjang daurnya adalah karbon. 

c. Daur Sulfur.  Sulfur atau belerang merupakan salah satu unsur penyusun protein juga. Di alam sulfur banyak terdapat di kerak bumi. Jalur sulfur diawali dari tumbuhan, dalam bentuk senyawa sulfat (SO4= ).  Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi.

Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Di atmosfer sulfur berbentuk gas SO2.  Gas ini banyak berasal dari gunung berapi serta hasil pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara dan minyak. Peningkatan gas sulfur dioksida di udara menjadi indikasi adanya pencemaran udara yang memicu adanya hujan asam yang disertai dampak ikutan lainnya.

d. Daur Air.  Sebagian besar zat penyusun tubuh makhluk  hidup adalah air. Air sangat penting karena fungsinya sebagai pelarut kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotik sel, dan bahan baku fotosintetis. Di samping sebagai pelarut dalam tubuhnya air juga merupakan zat yang berfungsi untuk pengangkutan dan menjaga stabilitas tubuh. Di alam daur air sebagai berikut.

Tempat yang terkena enegi matahari (air laut, dll) airnya akan menguap termasuk pada tumbuhan dan hewan. Akibat tiupan angin, awan menuju permukaan daratan. Pengaruh suhu yang rendah mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Hujan turun di permukaan bumi sebagian meresap ke dalam tanah, sebagian dimanfaatkan oleh hewan dan tumbuhan (yang tidak diserap akan menjadi mata air) sebagian lagi mengalir ke sungai-sungai sampai laut. Setelah dimanfaatkan manusia, hewan ,dan tumbuhan dikeluarkan lagi dan menguap. Dan air yang ada di dalam tanah mengalir sampai laut semuanya berlanjut terus.

Dengan terjadinya daur air, maka keseimbangan air di alam akan terjaga. Namun demikian, adanya perusakan lingkungan  serta terjadinya pencemaran air oleh proses industrialisasi dan perusakan hutan akan sangat membahayakan umat manusia dan makhluk  hidup lainnya, karena akan mengancam ketersediaan air bagi kehidupan.

e. Daur  Posfor. Secara alami posfor dijumpai sebagai posfat (PO4=, HPO4=, H2PO4) yang berbentuk larutan ion-ion posfat anorganik, larutan posfat organik, posfat partikulat (posfat tidak larut) atau posfat mineral dalam batuan atau sedimen. Posfor merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua makhluk memerlukan sebagai pembentuk DNA, RNA, protein, energi (ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur posfor lebih sederhana dari pada daur lainnya karena tidak melibatkan atmosfer.

Seperti juga semua nutrisi dengan sedimen sebagai cadangannya, sumber posfat utama adalah batuan kristal yang dilapukkan dan hanyut oleh erosi, tersedia bagi organisme hidup sebagai ion posfat, memasuki tumbuhan. Di tanah mengandung posfat anorganik yang dapat diserap oleh tumbuhan. Kemudian tumbuhan dimakan oleh konsumen sehingga posfor berpindah ke hewan. Tumbuhan dan hewan mati, feses, dan urinnya akan terurai menjadi posfat organik. Oleh bakteri posfat tersebut diubah menjadi posfat anorganik yang dapat diserap tumbuhan.

Jalur yang dilalui posfor serupa dengan jalur nitrogen dan belerang yang terutama diendapkan sebagai feses. Hanya melalui kebakaran  hutan dan padang rumput posfat terlepas ke atmosfer. Siklus posfor  bersifat fase sedimen  itu prosesnya lambat ditambah posfat yang tidak larut  dalam air hingga kenyataan itu seringkali  terjadi kekurangan posfor sebagai elemen vital bagi pertumbuhan tanaman.

Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah posfor adalah tetap, tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, posfor seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang melindungi maka posfor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau danau. Hal ini menyuburkan perairan, sehingga tanaman air seperti enceng gondok, akan tumbuh dengan subur. Pada akhirnya posfor terjebak di dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. 

Untuk pembahasan materi selanjutnya, dari sekian jenis daur atau siklus materi ini, yang harus kita pahami adalah daur air, oksigen dan karbon. 

Tugas LBS 6.1 

Berdasarkan pemahaman dari KBM 1-3 ini, buatlah narasi/uraian tertulis sesuai bahasa kaliyan sendiri. Kerjakan di buku tugas!  Inti dari tema narasinya adalah:

·         Apa yang dimaksud siklus materi?

·         Apa manfaat adanya siklus materi bagi manusia dan lingkungan?

·         Apa akibatnya jika di alam semesta ini tidak ada siklus materi?

 Sumber Belajar:

https://edutore.com/news/daur-biogeokimia/