Tampilkan postingan dengan label panangangan limbah. limbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label panangangan limbah. limbah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 September 2020

LEMBAR BELAJAR SISWA 11-13: LIMBAH DI LINGKUNGAN SEKITAR KITA

 

LEMBAR BELAJAR SISWA 11  

LIMBAH DAN JENISNYA


Pengertian Limbah

Limbah atau sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sebuah proses produksi, apapun bentuk produksinya. Mulai dari skala kecil, seperti rumah tangga, hingga skala besar seperti pabrik industri. Limbah memiliki bentuk yang beragam, mulai dari limbah cair hingga limbah padat. Limbah padat disebut juga sebagai sampah.

Limbah menjadi bahan buangan yang keberadaannya tidak dikehendaki ada di lingkungan tinggal manusia. Sebab, limbah dinilai tidak memiliki manfaat apapun, baik secara ekonomis, kesehatan, maupun secara visual.

Berbagai senyawa kimia tertentu terkandung dalam limbah. Oleh karena itu, limbah seringkali berdampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.

 

Karakteristik Limbah

 

Limbah memiliki karakteristik yang dibedakan menurut ciri fisik dan kimia. Berikut ini adalah penjelasan dari ciri fisik dan kimia limbah, yaitu: 

1. Ciri Fisik Limbah

a)      Zat Padat

Limbah dapat berbentuk sebagai zat padat atau solid. Zat ini adalah sebuah residu yang tidak akan hancur, meskipun telah menempuh proses pemanasan yang mencapai suhu 103 derajat hingga 105 derajat celcius.

b)     Bau

Limbah memiliki ciri, yaitu berbau. Bau yang muncul adalah efek dari senyawa yang terkandung dalam limbah atau proses dekomposisi zat organik. Proses pembusukan akan menciptakan gas yang berbau. Bau dapat muncul baik di limbah padat, cair, maupun gas. Contohnya adalah zat amonia.

c)      Suhu

Suhu limbah umumnya lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan sekitar. Misalnya air yang tercemar limbah yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan suhu air bersih. Suhu yang lebih tinggi menandakan adanya kadar DO dalam air.

d)     Warna

Ciri limbah yang lain adalah warna. Warna limbah bergantung darimana sumber limbah berasal. Contohnya adalah limbah yang mencemari air akan membuat warna air tidak jernih atau lebih keruh.

Warna ini disebabkan oleh dekomposisi material organik. Selain itu, penurunan kandungan oksigen air juga dapat menyebabkan perubahan warna air.

e)      Kekeruhan

Selain warna, kekeruhan air juga dapat menjadi indikator pencemaran. Air yang keruh dapat disebabkan oleh lumpur, zat organik, maupun mikroorganisme yang jumlahnya banyak, sehingga lebih lama mengendap ke dasar air. 

2. Ciri Kimia Limbah

a)      Bahan Organik

Ciri limbah yang berasal dari bahan organik dapat dilihat dari senyawa pembentuknya. Seperti air limbah rumah tangga yang mengandung bahan organik, yaitu 10% minyak, 70% karbohidrat, dan 65% protein. Lemak yang ada di dalam limbah rumah tangga sebagian besar berasal dari sisa makanan.

b)      Biologycal Oxygen Demand (BOD)

BOD atau Biologycal Oxygen Demand adalah jumlah oksigen di dalam air yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengubah bahan organik. BOD dapat dihitung berdasarkan teknik dan metode tertentu.

c)      Dissolved Oxygen (DO)

DO atau Dissolved Oxygen merupakan satuan untuk melihat tingkat oksigen yang terlarut di dalam air. Oksigen sangat dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup, maka kadar DO sangat penting dalam perairan. Jika perairan memiliki tingkat DO yang rendah, bisa jadi perairan telah tercemar limbah.

d)      Chemical Oxygen Demand (COD)

COD atau Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi bahan organik.

e)      pH

pH adalah kadar keasaman sebuah bahan. Limbah memiliki pH yang tidak netral. Oleh sebab itu, pH limbah dapat menyebabkan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya dan menjadi berbahaya. 

Jenis-Jenis Limbah 

Limbah dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kategori tertentu, seperti bentuk, sumber dan senyawa penyusunnya. Berikut ini adalah berbagai jenis limbah berdasarkan kategori-kategori tersebut, antara lain: 

1. Berdasarkan Bentuk / Wujud 

a)      Limbah Padat

Limbah padat disebut juga dengan istilah sampah. Limbah padat dapat berupa sampah anorganik atau sampah organik yang lembap. Jenis limbah padat banyak ditemukan di lingkungan pemukiman.

Contoh limbah padat, antara lain sampah sisa makanan, sampah plastik, sampah kaleng, styrofoam dan sebagainya.

b)     Limbah Cair

Limbah cair merupakan salah satu jenis limbah yang banyak kita temukan di lingkungan sekitar. Limbah ini berbentuk cair dan umumnya telah bercampur dengan bahan buangan lain yang larut dengan air.

Limbah cair dihasilkan dari keseharian manusia dan dunia industri. Contoh limbah cair dalam skala kecil adalah air bekas mandi dan air bekas cucian yang dapat membuat air tercemar.

c)      Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang terdiri dari berbagai macam senyawa kimia yang menguap di udara. Jenis limbah gas dapat dengan mudah menyebar secara luas melalui media udara. Hal ini yang sering menciptakan pencemaran udara, Contoh limbah gas, misalnya sulfur oksida, karbon monoksida, freon, dan sebagainya.

d)     Limbah Suara

Limbah suara merupakan salah satu jenis limbah yang sering kita temui. Akan tetapi, keberadaannya mungkin lebih banyak diabaikan. Limbah suara atau juga kita kenal dengan polusi suara adalah pencemaran berbentuk gelombang suara yang menyebabkan gangguan. Contohnya adalah suara kendaraan bermotor yang bising dan suara-suara dari mesin produksi.  

2. Berdasarkan Sumber Limbah

a)      Limbah Domestik

Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari manusia, termasuk limbah rumah tangga. Limbah ini berasal dari area permukiman penduduk, rumah makan, dan juga pasar. Kebanyakan limbah domestik adalah limbah kemasan, sisa makanan, dan sisa cucian.

b)     Limbah Industri

Setiap proses produksi atau industri, hampir selalu menghasilkan limbah. Limbah industri dapat berasal dari industri skala kecil dan juga skala besar. Limbah industri skala kecil, misalnya sisa buangan produksi tempe. Sedangkan limbah industri dalam skala besar, misalnya limbah cair, padat, dan gas yang keluar dari pabrik.

c)      Limbah Pertanian

Kegiatan pertanian juga menyumbangkan limbah untuk lingkungan. Limbah pertanian dihasilkan dari kegiatan tani dan perkebunan. Beberapa contoh limbah pertanian, antara lain sekam, jerami, ranting-ranting kecil, daun-daun kering, dan lainnya.

d)     Limbah Pertambangan

Pertambangan merupakan salah satu bidang yang menghasilkan limbah dan lebih dikenal dengan istilah limbah pertambangan.

e)      Limbah Pariwisata

Sektor pariwisata juga menjadi penyumbang limbah. Contoh limbah pariwisata berupa asap kendaraan wisata, sampah di kawasan wisata, bahan bakar perahu yang tumpah, dan sebagainya.

f)       Limbah Medis

Peralatan medis dan juga obat-obatan berpotensi menjadi limbah di kemudian hari. Mulai dari sisa peralatan seperti jarum suntik, hingga limbah obat-obatan. 

3. Berdasarkan Senyawa Penyusun

a)      Limbah Organik

Limbah organik adalah limbah yang terdiri dari unsur-unsur yang berasal dari makhluk hidup. Limbah semacam ini mudah terurai atau membusuk, biasanya berasal dari sisa makanan.

b)     Limbah Anorganik

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari bahan-bahan fabrikasi. Karakteristik limbah anorganik adalah tidak mudah terurai. Bahkan, proses penguraiannya membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Contohnya adalah plastik, kaca, dan logam.

c)      Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disingkat Limbah B3 adalah limbah yang bersumber dari kegiatan manusia dan bersifat berbahay bagi makhluk hidup dan lingkungan. Limbah B3 memiliki ciri tersendiri yang membedakan dengan jenis limbah lainnya. 

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 

Limbah B3 adalah salah satu jenis limbah berbahaya yang berasal dari proses produksi. Sifat, jumlah, dan atau konsentrasi limbah B3 dapat merusak lingkungan dan kelangsungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan kimia beracun dan oli bekas adalah beberapa contoh limbah B3.

Berikut ini adalah ciri atau karakteristik dari limbah berbahaya dan beracun, antara lain:

1.      Mudah Meledak

Salah satu ciri limbah B3 adalah mudah meledak. Limbah akan meledak jika berada pada suhu dan tekanan (25 derajat celcius dan 760 mmHg). Limbah ini juga menghasilkan gas melalui reaksi kimia fisika dan menciptakan kerusakan lingkungan. 

2.      Mudah Terbakar

Karakteristik lain limbah B3 adalah mudah terbakar jika kontak dengan api, udara, dan bahan lainnya meski masih berada pada tekanan dan suhu normal. Beberapa jenis limbah yang mudah terbakar, antara lain cat, pembersih logam, beberapa jenis tinta, dan sebagainya.

3.      Beracun

Sifat beracun juga termasuk ciri limbah B3. Limbah yang mengandung zat racun atau pencemar dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan bagi makhluk hidup. Racun dari limbah ini dapat menyebar melalui media udara, sentuhan kulit, maupun mulut.

4.      Menyebabkan Infeksi

Paparan limbah B3 dapat menyebabkan infeksi. Limbah ini bisa menularkan kuman penyebab infeksi dan menyebabkan wabah penyakit. Beberapa jenis limbah B3 yang bisa menyebabkan infeksi, antara lain limbah laboratorium, limbah cair yang berasal dari tindakan medis, dan sebagainya.

5.      Korosif

Limbah B3 memiliki sifat korosif. Apabila kulit manusia bersentuhan dengan limbah ini, maka akan menyebabkan sensasi terbakar pada kulit dan iritasi. Selain itu, juga dapat enyebabkan perkaratan pada logam karena mengandung pH bersifat asam tinggi.

6.      Reaktif

Limbah B3 bersifat reaktif, mudah mengalami perubahan dan sifatnya tidak stabil. Sehingga menimbulkan ledakan, gas, asap, racun, dan sebagainya jika bereaksi dengan bahan lain. 

Dampak Limbah 

Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan makhluk hidup tidak dapat diabaikan, sehingga harus ditemukan cara yang tepat untuk mengelola limbah jenis apapun. Dampak dari adanya limbah, antara lain: 

1. Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Manusia

Lingkungan yang tercemar oleh limbah akan menyebabkan kerusakan keanekaragaman hayati, termasuk dampaknya terhadap manusia. Beberapa contoh gangguan kesehatan pada manusia, yakni:

a)      Menyebabkan kondisi lingkungan kotor dan berbau.

b)      Menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi, misalnya gangguan pencernaan, diare, tifus, jamur, gangguan saraf, gangguan nafas, dan penyakit lainnya.

c)      Menyebabkan keracunan. 

2. Dampak Limbah Terhadap Alam dan Lingkungan

Tidak hanya dampak bagi manusia, kontaminasi limbah juga berdampak terhadap alam dan lingkungan sekitar. Kerusakan lahan dan lingkungan adalah salah satu dampak yang paling sering terjadi. Selain itu, lingkungan menjadi kurang sehat untuk dihuni.

Limbah yang menyumbat sistem aliran sungai dan drainase juga akan menyebabkan masalah, seperti banjir. Hewan-hewan akan mendapatkan dampak, seperti keracunan. Kemudian, tanaman akan layu jika terpapar limbah. 

Pengelolaan Limbah 

Berdasarkan masalah-masalah yang ditimbulkan dari adanya limbah, maka diperlukan sebuah sistem pengolahan limbah yang baik dan terintegrasi dengan peraturan pemerintah. Tujuannya, untuk mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, serta makhluk hidup lainnya.

Pengolahan limbah bisa dilakukan berdasarkan tingkat perlakuan dan karakteristik limbah agar lebih tepat sasaran.

Misalnya, limbah cair yang dikelola dengan sistem sanitasi yang baik. Pengelolaan limbah bertujuan agar pembuangan limbah dan pengolahan berikutnya dapat terintegrasi sesuai dengan karakteristik limbah.

Sistem sanitasi yang dimaksud harus mencakup keseluruhan dari kebutuhan lingkungan. Mulai dari penyediaan air bersih, drainasse, hingga pembuangan limbah.

Beberapa teknis pengelolaan limbah yang bisa dilakukan secara umum, antara lain:

1.      Pengurangan Limbah

Salah satu cara untuk melakukan pengelolaan limbah adalah berusaha untuk mengurangi jumlah limbah. Cara ini bisa dilakukan sejak dini dan dimulai dari diri sendiri, seperti membiasakan menggunakan botol isi ulang daripada air kemasan sekali minum.

2.      Daur Ulang

Daur ulang limbah juga bisa dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan dari sampah. Sampah-sampah anorganik dapat dimanfaatkan atau digunakan kembali untuk fungsi lainnya. Sementara itu, limbah organik dapat dimanfaatkan untuk pupuk kompos.

3.      Pengolahan

Pengolahan untuk limbah berbahaya juga perlu dilakukan. Khususnya yang berasal dari limbah industri. Pengolahan ini perlu dilakukan dan disesuaikan dengan senyawa yang terkandung dalam limbah.

4.      Pembuangan

Pembuangan limbah harus dilakukan melaluimekanisme yang baik. Limbah tidak boleh dibuang sembarangan. Semua harus memenuhi peraturan terkait agar tidak menimbulkan dampak bagi lingkungan. 

Pengelolahan Sampah

Sementara ini pengolahan sampah yang ada adalah dengan teknik pembakaran, karena dianggap cepat dan tidak merepotkan. Namun jangan salah dengan dibakar maka kandungan gas berbahaya dari hasil pembakaran itu akan menguap ke angkasa dan meningkatkan temperature bumi dan akan mempercepat penyebab pemanasan global. Selain itu pembakaran sampah juga akan menghasilkan dioksin, salah satu zat yang berbahaya bagi tubuh, bisa mengakibatkan gangguan pada daya tahan tubuh, menyebabkan kanker, pertumbuhan abnormal dan perubahan hormon. Sebenarnya pengolahan sampah itu harus tersusun secara sistematis, tidak hanya memikirkan aspek kemudahan dan waktu yang singkat agar tercipta hasil yang maksimal.

Secara umum penanganan yang baik untuk sampah maupun limbah memiliki 4 prinsip, yang sering dikenal dengan 4R yaitu :

1.    Reduce (Mengurangi), sebisa mungkin kita mengurangi penggunaan material atau konsumsi terhadap barang jadi, sehingga jumlah sampah yang dihasilkan relatif sedikit.

2.    Reuse (Memakai Kembali), hindari barang-barang sekali pakai, usahakan memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hal ini setidaknya bisa memperpanjang jangka waktu sebuah barang atau benda menjadi sampah.

3.    Recycle (Mendaur Ulang), usahakan untuk memilih dan memilah sampah yang masih dapat digunakan atau tidak, jika terdapat sampah yang bisa di daur ulang usahakan jadikan sampah itu menjadi sebuah produk yang berguna.

4.    Replace (Mengganti), usahakan lebih teliti dalam pemilihan barang atau kebutuhan, ganti barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama serta usahakan memakai barang yang ramah lingkungan untuk mengganti barang-barang yang sulit didaur ulang.

Itulah beberapa prinsip dalam pengolahan sampah, selanjutnya kita kan membahas tentang cara apa yang bisa kita lakukan untuk pemanfaatan atau pengolahan sampah. Beberapa cara yang bisa anda lakukan pada cara pemanfaatan sampah antara lain :

1. Pembuatan Kertas Daur Ulang – Kertas yang sudah tidak dipakai bisa di daur ulang kembali untuk dijadikan kertas yang memilki tampilan lebih bagus, caranya sangat mudah dan semua orang pasti bisa melakukannya. Tinggal merendam kertas bekas di dalam air dan kemudian dicampur dengan pewarna alami seperti kunyit, sirih, pandan wangi dan lain sebagainya. Campuran ini akan menghasilkan kertas berbagi warna dan siap untuk digunakan, baik untuk kesenian atau hanya sekedar media menulis.

2. Pembuatan Kerajinan dari Koran Bekas – Koran adalah salah satu limbah terbanyak dalam kehidupan manusia, karena setiap hari informasi dan berita selalu berubah-ubah, otomatis koran juga harus mengikuti hal tersebut, sehingga koran menjadi salah satu bahan yang bersifat sekali pakai. Untuk mengurangi jumlah koran bekas kita bisa memanfaatkannya untuk sebuah kerajinan. Contohnya vas bunga. Kita bisa memanfaatkan koran dengan cara membuat lilitan koran dalam jumlah bnayak kemudian disusun menyerupai vas bunga. Setelah itu untuk mempercantik tampilan bisa diberikan warna pada koran tersebut.

3. Kerajinan dari Kaleng Bekas atau Gelas – Kaleng bekas atau gelas merupakan salah satu sampah yang sering kita temui tapi minim sekali pemanfaatan yang dilakukan. ada bebrapa cara yang bisa dilakukan untuk barang ini, misalkan membuat gift box dari kotak permen, pembuatan kotak pensil dari botol kaca, pembuatan guci dari pecahan gelas dan lain sebagainya.

4. Pembuatan Makan Ternak – Sebuah penelitian berhasil membuat pakan ayam dari limbah organik rumah tangga dengan mancampur sisa sayuran, ikan, ataupun ayam yang ada dengan dedak. Campuran ini menghasilkan makanan ternak yang bergizi tinggi dan baik untuk kesehatan hewan ternak.

5. Pembuatan Kompos – Beberapa sampah organik mengandung karbon dan nitrogen sangat tinggi, seperti sampah hijau, daun kering, kotoran hewan ternak, lumpur cair dan sebagainya. Sampah-sampah ini bisa diproses untuk dijadikan kompos.

6. Pembuatan Gas Methan – Mungkin hal ini masih jarang diketahui oleh masyarakat umum, ternyata dibalik samapah terdapat suatu kandungan yang mampu dimanfaatkan. Penelitian telah membuktikan bahwa dalam sampah terkandung gas yang sangat potensial bagi kehidupan, yaitu gas methan. Informasi terbaru menyebutkan bahwa pemerintah kota Bau-Bau memilki suatu program yang memanfaatkan sampah sebagai penghasil gas methan. Cara yang dilakukan oleh pemerintah kota Bau-Bau adalah dengan menimbun sampah di dalam lapisan tanah, kemudian diberi saluran pipa instalasi gas methan. Dan hasil gas tersebut disalurkan ke pemukiman warga untuk listrik dan bahan bakar kompor. Ini merupakan terobosan baru yang sangat menginspirasi kita. Bayangkan bila di semua daerah melakukan ini, maka sampah akan menjadi sahabat kita dan daerah kita akan menjadi bersih dan sehat.

7. Bank Sampah – Program ini adalah suatu terobosan baru yang digunakan di beberapa daerah, bank sampah adalah tempat dimana dikumpulkannya sampah-sampah an-organik yang dapat diolah atau di daur ulang kembali, seperti gelas,plastik, kaleng dan lain-lain. Di tempat ini memberikan peluang usaha bagi para pemulung. Pemulung yang mengumpulkan sampah-sampah yang masih berguna akan diberi upah atau hadiah sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Hal ini sangat efektif karena selain bisa membantu para pemulung juga mampu mengurangi intensitas sampah yang ada. 

Inilah beberapa cara simple dan mudah untuk memanfaatkan sampah. Jangan anggap remeh kehadiran sampah yang ada di sekitar, berusahalah untuk bersahabat dengan sampah bukan malah menghiraukannya atau memusuhinya. Segera lakukan upaya pengurangan sampah dengan hal yang positif untuk menyelamatkan dunia. 

Peraturan dan Dasar Hukum Pengelolaan Limbah 

Dalam menangani limbah, pemerintah Indonesia telah menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum pengelolaan limbah, antara lain:

1.      Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara

2.      Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.70/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/8/2016 Tehun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

3.      Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2017 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

4.      Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.50 Tahun 2016 tentang Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Pengelola Sampah dalam Kota/Intermediate Treatment Facility

5.      Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2012 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

6.      Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah

7.      PP No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

8.      Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pesampahan

9.      Peraturan direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Nomor 23/ILMTA/PER/11/2009 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Rekomendasi sebagai Importir Produsen Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (NON B3)

10.  PP No.61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif

11.  Permen LH No.30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pemulihan Akibat Pencemaran bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah

12.  Surat Edaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-03/BC/2008 Tahun 2008 tentang Pengeluaran Sisa Hasil Produksi/Limbah (Waste dan Scrap)

13.  UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

14.  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.252 Thun 2004 tentang Program Penilaian Peringkat Hasil Uji Tipe Emisi Gas Buang kendaraan Bermotor Tipe Baru

15.  Keputusan MENLH NO.128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi secara Biologis

16.  PP No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

17.  Peraturan MENLH No.05 Tahun 2009 tentang Pengolahan Limbah di Pelabuhan

18.  Keputusan Kepala Bapedal No.255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas

19.  Keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang Prosedur Impor Limbah

20.  UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan Hidup 

Tugas LBS 11.1 

Tema : Mendata sampah/Limbah yang ada disekitar kita.

Silahkan Anda melakukan observasi di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Jika mengalami kesulitan bisa juga dilakukan melalui googling internet.

Carilah sebanyak-banyaknya, bahan yang termasuk kategori sampah atau limbah, yang sekirnya bisa dimanfaatkan, atau di daur ulang. Tuangkan temuan data anda dalam format tabel seperti di bawah ini.

 

No.

Nama Limbah

Jenis Limbah/ Sampah

Potensi pemanfaatan

Organik

Anorganik

1.

Botol air mineral

 

1.      Lampion.

2.      Pot bunga.

3.      Tempat tisu.

4.      Dll.

2.

Dst.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber Belajar:

1.      https://rimbakita.com/limbah/

2.      https://dinlh.slemankab.go.id/7-cara-pemanfaatan-sampah-dan-limbah/

 

LEMBAR BELAJAR SISWA 12

 

PENGELOLAAN LIMBAH/ SAMPAH ANORGANIK 

Sampah anorganik memiliki sifat berlawanan dengan sampah organik. Jenis sampah ini merupakan limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan yang bukan berasal dari alam (bahan hayati), melainkan bahan-bahan buatan manusia atau bahan sintetik (sampah non alami). Sampah sintetik ini banyak berasal dari benda-benda hasil produksi atau teknologi pengolahan barang tertentu.

Contoh sampah anorganik dapat kita temui dengan mudah di kehidupan sehari-hari. Mulai dari lingkungan rumah tangga berupa tas plastik, styrofoam, kaleng kemasan, botol plastik, panci dan penggorengan yang rusak, dan sebagainya.

Sedangkan sampah non alami dari kantor, berupa sisa alat tulis yang tidak terpakai, plastik sampul buku, sisa map plastik, dan masih banyak lagi. 

Ciri dan Karakterisitik Sampah/Limbah Anorganik 

Sampah anorganik lebih mudah diolah dibandingkan sampah organik. Pengolahan sampah yang tepat akan mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Ciri-ciri sampah anorganik, antara lain:

1.    Sulit Terurai

Ciri utama dari sampah non alami adalah sulit terurai. Bukan tidak dapat terurai sama sekali, melainkan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membusuk dan terurai secara alami. Bahkan beberapa jenis sampah memerlukan waktu puluhan tahun agar terurai menjadi unsur yang lebih kecil, misalnya sampah plastik. Hal ini menjadikan sampah anorganik sering menjadi masalah lingkungan. Akibat sulit terurai, sampah yang terbuang di alam menjadi menumpuk dan mengganggu makhluk hidup lain.

2.    Terbuat dari Bahan Pabrikasi

Ciri berikutnya adalah diproduksi dari bahan-bahan pabrikasi atau sintesis. Contohnya adalah styrofoam yang termasuk sampah non alami. Styrofoam dibuat dengan menggunakan bahan-bahan sintesis, seperti polistirena dan gas CFC (freon) yang dapat merusak lapisan ozon.

3.    Bisa di Daur Ulang

Meski sulit terurai, sampah anorganik mudah diolah kembali. Baik diolah untuk kebutuhan lain, atau diolah kembali menjadi barang baru yang lebih bermanfaat. Misalnya, botol plastik bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan, pot tanaman, dan lainnya. Selain itu, botol plastik yang terkumpu juga bisa diolah menjadi botol plastik baru dengan bentuk dan kemasan yang baru. 

Jenis Sampah Anorganik 

Sampah non alami terdiri dari berbagai bentuk dan macam. Berikut adalah penjelasan beserta contoh yang banyak ditemukan di masyarakat, yaitu:

1.    Sampah Anorganik Lunak

Sampah anorganik lunak merupakan jenis sampah non alami yang mudah dibentuk atau diolah. Bahan penyusun sampah terdiri dari kandungan bahan-bahan yang lentur. Beberapa macam sampah anorganik lunak, antara lain sampah plastik, bungkus kemasan, sampah dari bahan tekstil (seperti kain perca).

2.    Sampah Anorganik Keras

Sampah anorganik keras memiliki kandungan bahan yang sulit untuk dihancurkan dan sifatnya lebih kuat daripada jenis yang lunak. Limbah ini kebanyakan sulit untuk diolah kembali. Untuk melakukan daur ulang, maka diperlukan teknologi dan alat yang lebih kompleks. Macam-macam sampah anorganik keras, antara lain sampah kaleng, sampah kaca atau material pecah belah, sampah dari bahan-bahan metal. 

Prinsip Pengolahan Sampah

Sampah anorganik seringkali menimbulkan berbagai masalah karena sulit terurai. Maka dari itu, pengolahan sampah sangat diperlukan untuk mengurangi masalah yang diakibatkan. Berikut adalah prinsip pengolahan sampah non alami yang dapat dilakukan, yakni: 

a. Reduce

Reduce atau mengurangi, merupakan prinsip pengolahan sampah yang paling sederhana. Cara ini mudah untuk dilakukan, namun kesadaran masyarakat lah yang menjadi kendala. Jika masyarakat yang lebih sadar lingkungan, prinsip reduce menjadi salah satu yang dapat diandalkan. Beberapa contoh cara mengurangi sampah anorganik dalam kegiatan sehari-hari, seperti:

1)      Tidak menggunakan sedotan untuk minum. Meski terlihat kecil, sampah sedotan terbuat dari plastik yang sulit terurai.

2)      Apabila membeli makanan, ada baiknya membawa kotak makan sendiri untuk mengurangi penggunaan kemasan makanan.

3)      Membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik dalam bentuk kantong belanja.

4)      Membawa botol minum sendiri dan tidak membeli minuman dalam kemasan. 

b. Reuse

Prinsip kedua adalah reuse atau menggunakan kembali. Kita bisa memilah sampah anorganik yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Gunakan kembali barang-barang yang masih layak digunakan dapat dimanfaatkan kembali. Beberapa contoh penerapan prinsip reuse, antara lain:

1)      Mengisi ulang tinta pena yang sudah habis agar bisa digunakan kembali dan tidak menjadi sampah.

2)      Memanfaatkan kaleng makanan untuk pot tanaman.

3)      Memanfaatkan kaleng cat besar untuk bak penampung air di kamar mandi.

4)      Memanfaatkan bolot plastik bekas untuk meletakkan sabun cairan pencuci piring atau deterjen cair.

5)      Memanfaatkan kemasan makanan untuk menyimpan benda-benda kecil atau mainan anak-anak. 

c. Recycle

Recycle atau mendaur ulang, merupakan salah satu prinsip pengolahan sampah anorganik yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan. Mekanismenya adalah memanfaatkan sampah yang masih layak digunakan sebagai benda baru yang memiliki nilai jual dan nilai guna yang lebih tinggi. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan prinsi recycle atau daur ulang, yaitu:

1)      Membuat kerajinan dari kain perca.

2)      Botol plastik yang digunakan menjadi lampion lampu yang cantik.

3)      Limbah kaleng yang dapat diubah menjadi kursi duduk untuk keperluan cafe.

4)      Ban kendaraan yang tidak terpakai dapat diubah menjadi bahan untuk membuat pot tanaman atau meja yang unik dan kreatif.

5)      Bungkus makanan kemasan yang bisa dijadikan bahan untuk membuat tas, bros, dan keperluan fashion lainnya. 

d. Replace

Prinsip replace atau mengganti, merupakan sebuah prinsip yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah anorganik. Sampah-sampah sintetis didistribusikan kembali ke pabrik untuk diolah menjadi produk baru. Misalnya sampah botol plastik yang bisa diolah kembali menjadi botol plastik yang baru. 

Dampak Negatif 

Semua jenis sampah berdampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat. Akan tetapi, keberadaan sampah anorganik dalam jumlah besar, tentu akan lebih membahayakan daripada sampah organik. Mengapa demikian? Karena sampah jenis ini tidak mudah terurai atau membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai. Tentu, hal ini bsa memberikan pengaruh jangka panjang. Belum lagi jika jumlah sampah terus meningkat dari tahun ke tahun. 

1. Menyebabkan Masalah Kesehatan

Siapa bilang sampah anorganik hanya mengotori lingkungan? Lebih dari itu, ternyata keberadaannya dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, baik dari fisik sampah, maupun dari proses pembuatannya sendiri.

Sebagai contoh, sampah anorganik seperti kaleng dan botol plastik dapat terisi air hujan dan menjadi habitat nyamuk untuk berkembang biak. Bukan tidak mungkin, jika nyamuk yang berkembang biak di lingkungan sekitar adalah jenis nyamuk yang berbahaya, seperti nyamuk demam berdarah.

Contoh lainnya adalah, bahan dan proses pembuatan kaleng dan plastik itu sendiri. Plastik mengandung bahan-bahan sintetis yang tidak aman bagi manusia. Salah satunya adalah dioksin, bahan ini dapat menyebabkan bermacam masalah kesehatan, mulai dari gangguan saraf hingga penyakit kanker.

Bau yang ditimbulkan dari area pembuangan sampah juga dapat mengganggu pernafasan manusia. Khususnya yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah. 

2. Menyebabkan Masalah Lingkungan

Masalah lingkungan menjadi hal yang sangat krusial. Selain global warming, masalah sampah menjadi salah satu tema yang sering dibahas.

Contoh yang pertama adalah maraknya bencana alam akibat penumpukan sampah anorganik. Sebut saja banjir, yang hampir setiap tahun terjadi. Penyebabnya tidak lain adalah penumpukan sampah yang mengakibatkan aliran air sungai menjadi tersumbat. Akibatnya, debit air yang bertambah akan meluap karena tidak memiliki jalan lagi untuk mengalir.

Contoh lainnya adalah dapat menyebabkan pencemaran air. Mau tidak mau, sampah apapun yang masuk ke dalam air akan membuat air menjadi tercemar. Jika air sudah tercemar, maka kebersihan dan kesehatan air tidak lagi terjaga.

Belum lagi permasalahan sampah yang memengaruhi tampilan estetika. Mulai dari fasilitas-fasilitas kota yang kotor dan tidak terawat, hingga daerah-daerah kumuh akibat tumpukan sampah. 

3. Menyebabkan Masalah Bagi Makhluk Hidup Lain

Tidak hanya mengganggu lingkungan dan manusia, sampah anorganik juga tentu mengganggu keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya, seperti hewan dan tumbuhan.

Banyak kasus pencemaran air yang sampai ke lautan akibat sampah anorganik. Parahnya, pencemaran air laut ini menyebabkan banyak ikan dan organisme laut lainnya mati karena keracunan.

Kasus lain juga terjadi di daratan. Sampah-sampah yang ada di darat dapat menjadi penjerat hewan-hewan yang hidup di sekitarnya. Sehingga banyak dari mereka yang mati karena terjerat sampah.

 

Manfaat Sampah Anorganik 

Meski banyak menimbulkan dampak buruk, sampah anorganik memiliki sejumlah manfaat. Berikut beberapa manfaat dari sampah-sampah non alami, antara lain: 

a. Bahan Kerajinan Tangan

Berkaitan dengan prinsip pengolahan sampah, sampah anorganik mulai banyak dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan. Bahkan, sekolah-sekolah pun banyak yang memberikan pelatihan atau edukasi kepada murid-muridnya untuk membuat prakarya dari bahan dasar sampah. Tentu, hal ini menjadi terobosan baru di dunia industri kreatif agar membuat inovasi baru untuk mengurangi dampak negatif dari sampah anorganik.

b. Bahan Daur Ulang

Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu prinsip pengolahan sampah adalah recycle atau daur ulang. Sampah-sampah dapat diolah menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai bahan-bahan daur ulang yang tentunya bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.

c. Dapat Digunakan Kembali

Sampah anorganik merupakan sampah yang lama terurai, penggunaan kembali sampah tentu sangat memungkinkan untuk dilakukan. Sampah-sampah rumah tangga dapat difungsikan menjadi benda lain yang sederhana. Seperti ember cat untuk bak penampungan air dan sebagainya.

d. Mainan Anak

Manfaat lain dari sampah anorganik adalah dapat dijadikan bahan mainan anak-anak. Jika kita ingin melatih kreativitas anak-anak, ajaklah mereka untuk membuat mainan sendiri dari limbah anorganik yang ada di rumah. Tidak perlu menggunakan alat yang rumit, cukup menggunakan peralatan yang ada di rumah. Selain dapat menghasilkan sesuatu, cara ini juga bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Harapannya, anak menjadi lebih kreatif dan lebih peduli dengan lingkungan.

e. Meningkatkan Pendapatan Ekonomi

Mendapatkan uang dari sampah, mengapa tidak? Inilah salah satu manfaat sampah yang banyak dilupakan. Padahal sampah anorganik yang diolah dengan baik bisa membantu meningkatkan pendapatan ekonomi. Apalagi jika seseorang berhasil membuat usaha khusus di bidang daur ulang sampah, maka lapangan pekerjaan pun akan bertambah.

Dalam skala kecil, usaha pengepul barang bekas adalah salah satu bentuk usaha sederhana yang memberikan tambahan pemasukan uang. Sampah-sampah anorganik yang dikumpulkan kemudian dijual untuk diolah kembali menjadi barang baru yang lebih layak untuk dipasarkan.Tidak hanya itu, sampah bisa dijadikan mata pencaharian tetap bagi para pelaku usaha di bidang industri kreatif. Misalnya usaha daur ulang ban bekas menjadi kursi cafe yang unik.

Lebih jauh lagi, usaha ini membutuhkan ahli di bidang pembuatan kursi, sehingga lapangan pekerjaan akan terbuka dan peluang meningkatkan pendapatan ekonomi pribadi akan lebih luas. 

Kerajinan Tangan dari Barang Bekas  

Setiap hari, sampah terkumpul dan menumpuk di sekitar kita. Mulai dari yang sifatnya organik dan non organik. Salah satu penyumbang terbesar dalam hal sampah adalah dalam bentuk barang bekas yang sudah tidak terpakai. Bicara soal sampah, pasti tidak akan jauh dari yang namanya kertas koran, botol plastik, kardus, dan lain sebagainya. Barang bekas yang sudah tidak terpakai pasti akan ditelantarkan begitu saja oleh pemiliknya. Sebagian koran atau kertas bekas digunakan untuk bungkus makanan, atau kardus digunakan untuk pembungkus paket, dan beberapa hal lainnya yang meskipun pada akhirnya akan berakhir di tempat sampah nantinya.

Jika anda memiliki banyak barang bekas atau sampah jenis lainnya disekitar rumah anda, dari pada anda membuang atau membakarnya. Bagaimana jika anda memanfaatkan sampah-sampah tersebut untuk hal yang lebih bermanfaat, misalnya saja untuk membuat kerajinan tangan dari barang bekas. 

Kerajinan Tangan dari Botol Bekas Berbentuk Lampu Hias 

Bahan serta Perlengkapan yang Dibutuhkan

1.      Botol bekas

2.      Sendok plastik

3.      Lampu lengkap

4.      Pisau

5.      Obeng

6.      Lem

7.      Cat

8.      Tiang untuk tempat berdirinya lampu 

Cara Membuat Kerajinan Tangan dari Botol Berbentuk Lampu Hias

1.      Sediakan bahan serta perlengkapan yang diperlukan.

2.      Langkah Berikutnya, potong botol plastik sesuai sama gambar di atas.

3.      Potong-potong sendok plastik sesuai pada gambar.

4.      Satukan botol dengan sendok supaya tampak indah menggunakan lem.

5.      Cat sendok yang sudah ditempelkan.

6.      Potong-potong botol membentuk seperti daun nanas seperti gambar di atas, lantas dicat.

7.      Pasang lampunya dan tiang untuk berdiri.

8.      Dan, lampu hias dari botol bekas pun siap untuk dipakai.

 

Contoh-contoh ide lainnya untuk membuat kerajinan tangan dari bahan dasar barang-barang bekas/ anorganik dapat kaliyan pelajari dari link berikut ini:

1.      https://seruni.id/kerajinan-tangan-dari-barang-bekas/

2.      https://sharingconten.com/kerajinan-dari-limbah/ 

 

Tugas LBS 12.1

Tema : Membuat kerajinan dari bahan sampah/limbah Anorganik.

Silahkan Anda membuat sebuah barang kerjinan tangan yang menggunakan bahan baku dari jenis sampah. Silahkan pilih jenis bahannya sesuai ketersediaan, minat atau kemudahan dalam memperolehnya. Jenis bahannya bahan Anorganik. Boleh melakukan ATM (amati, tiru, modifikasi) dari internet. Jangan lupa, tuliskan alat, bahan, dan cara pembuatannya, dan dikumpulkan bersama produk yang berhasil kaliyan buat. 

Sumber Belajar:

1.    https://rimbakita.com/sampah-anorganik/

2.      http://www.mistamajahp.com/pengertian-limbah-organik-dan-anorganik/#z

3.      https://seruni.id/kerajinan-tangan-dari-barang-bekas/

4.      https://sharingconten.com/kerajinan-dari-limbah/ 


 

LEMBAR BELAJAR SISWA 13   

PENGELOLAAN LIMBAH/ SAMPAH ORGANIK

 

Pengertian Limbah Organik 

Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. 

Jenis-Jenis Sampah Organik 

Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi :

1.    Sampah-Organik-Basah

Sampah organik basah adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran hasil dari pengolahan dan pembuatan makanan yang sebagian besar terdiri dari zaat yang mudah membusuk.

2.    Sampah Organik Kering

Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering. 

Dampak Limbah Organik 

Berikut ini terdapat beberapa dampak limbah organik, terdiri atas:

1.      Dampak terhadap Kesehatan

a.       Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

b.      Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan  pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.

c.       Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

d.      Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

e.       Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

f.       Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. 

2.      Dampak terhadap Lingkungan

a.       Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

b.      Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. 

Pemanfaatan Limbah Organik 

Manfaat sampah organik adalah untuk meningkatkan kesuburan pada tanah, karena bahannya organik dapat di urai oleh bakteri yang kemudian menjadi nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menjadi lebih subur dan pohonnya bisa tambah bagus tumbuhnya. Ada juga limbah organik yang dapat di jadikan barang yang bernilai tinggi, seperti limbah akar tanaman untuk hiasan rumah, serbuk kayu untuk di jadikan mebel atau perabotan rumah tangga. Berikut pemanfaatan limbah organik, terdiri atas: 

1.      Dibuat Menjadi Kompos

Kompos daat dibuat dari sampah organik yang menganung karbon dan nitrogen  seperti sampah hijau, kotoran hewan, lumpur cair, dll. Proses pengomposan dimulai dengan pemilihan jenis sampah, pengecilan ukuran, penyusunan tumpukan,pembalikan, penyiraman, hingga proses penyimpanan. Sebaiknya seluruh tahapan dilakukan degan cara organik.

2.      Dijadikan Sebagai Pupuk Sederhana

Ini berlaku untuk sampah organik hijau yang berupa daun-daunan (contoh samaph dapur). Caranya sangat mudah, kita tinggal membuat lubang yang digunakan untuk membuang / menanam sampah organik tersebut sehingga kita tidak perlu membakar sampah organik. Sampah yang ditanam akan menyediakan unsur hara dan membuat siklus ekosistem dalam tanah berjalan dengan normal.

3.      Dijadikan Tambahan Pakan Ternak

Salah satu penelitian  yang berhasil membuat pakan ayam dan ikan dari limbah organik rumah tangga dengan cara mencampur sisa sayuran, ikan dan ayam dengan dedak hasil penggilingan beras kemudian diifermentasi dengan menggunakan mikroba Niitrogen Phosphate Recovery Consentred Feed Product Developpment Organism (NOPCO) selama 5 hari sehingga menghasilkan pelet pakan ternak.

4.      Dijadikan Kerajinan Tangan

Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sampah organik yang bisa menjadi sumber penhahsilan bagi para ibu rumah tangga. Bahkanbila ditangani dengan serius bisa diekspor keluar negeri dan mendatangkan devisa bagi negara. Beberapa contoh kerajinan tangan yang bisa dibuat dengan menggunakan sampah organik adalah membuat kain dari serat tanaman, membuat sandal dari daun pandan, membuat ornamen bunga dari kulit jagung, membuat tas dari batok kelapa, dll. 

Cara Pengolahan Limbah Organik 

Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya. Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan. Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

 

1. Pengomposan Menggunakan Drum Plastik

Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga. 

a.      Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan

1)      Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg.

2)      Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).

3)      Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi). 

b.      Cara Membuat

1)      Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.

2)      Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.

3)      Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.

4)      Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya.

5)      Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.

 

2. Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)

 

a.      Bahan

1)      Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi (20 bagian).

2)      Kompos yang sudah jadi (2 bagian).

3)      Dedak 1 bagian.

4)      Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).

5)      Air disesuaikan dengan dosis (20 liter). 

b.     Cara Membuat

1)      Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi.

2)      Larutkan Dectro ke dalam air.

3)      Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%.

4)      Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni.

5)      Pertahankan temperatur 40-60o C.

6)      Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. 

3. Kerajinan Berasal dari Limbah Organik 

Bonggol jagung merupakan salah satu dari limbah pertanian yang sampai sekarang ini belum maksimal penggunaannya, bonggol jagung juga sampai sekarang ini masih terbatas digunakan hanya sebatas pekan ternak.

Namun para ahli kerajinan tangan di Indonesia melihat hal seperti ini merupakan salah satu sebuah peluang yang sangat menarik untuk dijadikan sebuah kerajinan tangan dengan nilai jual yang amat tinggi.

Dari limbah bonggol jagung ini kalian dapat membuat berbagai macam kerajinan seperti:

·         Lampu hias.

·         Tempat tisu.

·         Toples.

·         Miniatur rumah dan peralatannya.

·         Tatakan.

·         Lampion.

·         Dsb.

Namun hambatan dalam membuat kreasi yang terbilang cukup unik ini yaitu dalam hal menjaga bonggol jagung nya agar tidak berjamur. Cara membuat agar bonggol jagung nya tidak berjamur yaitu dengan cara merendamnya kedalam larutan anti jamur.

Berbagai ide dan contoh ragam kerajinan tangan dari bahan limbah organik sekaligus penjelasan secara sederhana, dengan tujuan sebagai referensi apabila kalian ingin  membuat sendiri berbagai bentuk kerajinan tangan dari benda-benda yang ada dilingkungan sekitar yang sudah tidak dimanfaatkan, dapat kalian akses melalui link berikut ini:

1.      https://artikellimbahorganiks.blogspot.com/2018/07/kerajinan-berasal-dari-limbah-organik.html/

2.      https://sharingconten.com/kerajinan-dari-limbah/

 

Tugas LBS 13.1 

Tema : Membuat kerajinan dari bahan sampah/limbah organik.

Silahkan Anda membuat sebuah barang kerjinan tangan yang menggunakan bahan baku dari jenis sampah. Silahkan pilih jenis bahannya sesuai ketersediaan, minat atau kemudahan dalam memperolehnya. Jenis bahannya bahan organik. Boleh melakukan ATM (amati, tiru, modifikasi) dari internet. Jangan lupa, tuliskan alat, bahan, dan cara pembuatannya, dan dikumpulkan bersama produk yang berhasil kaliyan buat. 

Sumber Belajar:

1.      https://www.dosenpendidikan.co.id/limbah-organik/

2.      http://www.mistamajahp.com/pengertian-limbah-organik-dan-anorganik/#z

3.      https://artikellimbahorganiks.blogspot.com/2018/07/kerajinan-berasal-dari-limbah-organik.html/

4.    https://sharingconten.com/kerajinan-dari-limbah/